|
readmore »
أعوذ بالله من الشيطان
الرجيم
--
اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ
وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي
يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا
خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ
كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ
الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
75. Aku berlindung kepada Allah dari godaan
syaitan yang terkutuk. Allah tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan
Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk
dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang
dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa
yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui
apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan
Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Al-Baqarah: 255). [90]
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ
الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ
النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ
النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ. (x3)
76. Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Dialah
Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Ilah yang bergantung kepada- Nya segala
urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang
pun yang setara dengan Dia. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai Subuh,
dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap
gulita, dan dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada
buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki. Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku
berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan
(bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam
dada manusia, dari jin dan manusia. [91]
أَعُوْذُ بِاللهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ( 3X )
(A'uudzu
billaahis samii'il 'aliim minasy syaithaanir rajiim).
(Aku berlindung
kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan setan yang
terkutuk).
Huwallaahul ladzii laa ilaaha
illaa huwa 'aalimul ghaibi wasysyahaadati huwar rahmaanur rahiim. Huwallaahul
ladzii laa ilaaha illaa huwal malikul qudduusus salaamul mu`minul muhaiminul
'aziizul jabbaarul mutakabbiru subhaanallaahi 'ammaa yusyrikuun. Huwaallaahul
khaaliqul baari ul mushawwiru lahul asmaa ul husnaa yusabbihu lahuu maafis
samaawaati wal ardh wahuwal 'aziizul hakiim.
(Dialah Allah yang tiada tuhan selain Dia, yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Dialah Allah yang tiada tuhan selain Dia, Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan
keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang
Memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk rupa, Yang
Mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan
Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana).
“Siapa
saja yang membaca pada pagi hari “a’uudzubillaahis samii’il ‘aliim minasy
syaithaanirrajiim” sebanyak 3X kemudian membaca 3 ayat terakhir dari surah
al-Hasyr niscaya Allah akan kirimkan 70.000 malaikat yang akan selalu
mendo’akan si pembaca hingga sore hari. Seandainya ia meninggal dunia pada hari itu
maka ia meninggal dalam keadaan syahid. Demikian pula bagi orang yang
membacanya pada sore hari”. (HR. Tirmidzi dan Imam Ahmad)
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ
الْمُلْكُ لِلَّهِ ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا
بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا
بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ
الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ
وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ.
77. “Kami telah memasuki waktu pagi dan
kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Bagi-Nya
kerajaan dan bagiNya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala se-suatu. Hai
Tuhan, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku
berlindung kepadaMu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai
Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai
Tuhan! Aku berlindung kepadaMu dari siksaan di Neraka dan kubur.” [92]
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ
إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ
مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ
بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ
يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ،
اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ
إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ
وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ.
(x 3 )
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ
وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ
الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ
يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ،
وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ.
أَصْبَحْنَا عَلَى
فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا
إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ.
سُبْحَانَ اللهِ
وَبِحَمْدِهِ. (100×)
91.
“Maha Suci Allah, aku memujiNya.” (Dibaca seratus kali). [106]
HR. Muslim 4/2071.
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرُ
.) 1x
/10 xعند
الكسل(
92. “Tidak ada Tuhan yang berhak
disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan
dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca sepuluh
kali, atau cukup sekali dalam keadaan malas). [107]
HR. Abu Dawud 4/319, Ibnu
Majah dan Ahmad 4/60. Lihat Shahih At-Targhib wat Tarhib 1/270, Shahih Abu
Dawud 3/957, Shahih Ibnu Majah 2/331, dan Zadul Ma’ad 2/377.
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ
خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ. (x 3 إذا أصبح )
94. “Maha Suci Allah, aku
memujiNya sebanyak makhlukNya, sejauh kerelaanNya, seberat timbangan arasyNya
dan sebanyak tinta tulisan kalimatNya.” (Dibaca tiga kali setiap pagi hari). [109] HR. Muslim 4/2090.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً. ( إذا
أصبح )
95. Ya Allah, sungguh aku memohon
kepadaMu ilmu yang manfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima. (Dibaca
pagi hari). [110]
HR. Ibnu As-Sunni dalam
‘Amalul Yaum wal Lailah, no. 54, dan Ibnu Majah no. 925. Isnadnya hasan menurut
Abdul Qadir dan Syu’aib Al-Arna’uth dalam tahqiq Zad Al-Ma’ad 2/375.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ
وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ. (x
100 في اليوم )
96. Aku memohon ampun kepada
Allah dan bertobat kepadaNya. (Dibaca 100 kali dalam sehari). [111] HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari 11/101,
dan Muslim 4/2075.
اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ. (x 10 )
98. Ya Allah, limpahkanlah
shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad. (Dibaca 10 kali).
[113] “Barangsiapa bershalawat untukku sepuluh
kali pada pagi hari, dan sepuluh kali pada sore hari, mendapatkan syafaatku
pada hari Kiamat.” HR. At-Thabrani melalui dua isnad, keduanya baik. Lihat
Majma’ Az-Zawaid 10/120 dan Shahih At- Targhib wat Tarhib 1/273.
DEEP HEART relung hati terdalam |
readmore »
FROM
MY deep HEArt
Aku berdo'a untuk seseorang yang akan menjadi bagian pnyempurna dari
hidupku.
Seseorang yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala
sesuatu.
Seseorang yang akan meletakkanku pada posisi kedua di
hatinya setelah Engkau.
Seseorang yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk-Mu...
Yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau dan
berusaha menjadikan sifat- sifatMu ada pada dirinya.
Seseorang yang memiliki hati yang bijak tidak hanya otak
yang cerdas.
Seseorang yang tidak hanya mencintaiku tapi juga
menghormatiku.
Seseorang yang tidak hanya memujaku tetapi juga dapat
menasihatiku ketika aku berbuat salah.
Seseorang yang mencintaiku bukan karena wajahku tapi
karena hatiku.
Seseorang yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam
setiap waktu dan situasi.
Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai orang yg
berguna ketika aku di sisinya.
Ya Allah......
Aku tidak meminta seseorang yang sempurna namun aku
meminta seseorang yang tidak sempurna, sehingga aku dapat membuatnya sempurna
di mata-Mu.
Seseorang yang membutuhkan dukunganku sebagai
peneguhnya.
Seseorang yang membutuhkan doaku untuk
kehidupannya.
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi
kesedihannya.
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya
menjadi sempurna.
Ya Allah......
Aku juga meminta, Buatlah aku menjadi orang yang dapat
membuatnya bangga.
Berikan aku hati yang sungguh mencintaI-Mu sehingga aku
dapat mencintainya dengan sekedar cintaku.
Berikanlah sifat yang lembut sehingga auraku datang
dari-Mu.
Berikanlah aku tangan sehingga aku selalu mampu berdoa
untuknya.
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat
banyak hal baik dan bukan hal buruk dalam dirinya.
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata
bijaksana,
mampu memberikan semangat serta nasihat setiap saat dan
tersenyum untuk dirinya setiap pagi.
Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap
kami berdua dapat mengatakan:
"Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah
memberikan kepadaku pasangan yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna."
Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami
bertemu pada waktu yang tepat.
Dan Engkau akan membuat segala sesuatunya
indah pada waktu yang telah Engkau tentukan. Amin....
tawakkal "bukan" pasrah |
readmore »
Banyak orang yang menyangka bahwa
tawakal itu adalah pasrah secara keseluruhan,tanpa adanya sebuah usaha maka ini adalah anggapan yang keliru. Akan tetapi seorang mukmin jika beribadah kepada Allah mereka
bertawakal, tetapi tidak seperti yang dipahami oleh orang-orang yang bodoh
yakni tawakal adalah sekedar ucapan di bibir tanpa dipahami akal secara sempurna, dengan mengabaikan
sebab-akibat, tidak mau kerja,menunuggu uluran tangan berangan akan ada hujan emas pada esok hari merasa puas dengan kehinaan dibawah bendera
tawakal kepada Allah ta’ala, dan ridlho dengan takdir yang terjadi padanya.
Bahkan seorang mukmin memahami bahwa tawakal itu merupakan bagian dari imannya
dan aqidah ialah ta’at kepada Allah dengan menghadirkan semua sebab yang
diperlukan dalam semua perbuatan yang hendak ia kerjakan. Ia tidak berambisi
kepada buah tanpa memberikan sebab sebabnya. Perhatikan dalil-dalil berikut
Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya.(Qs.Thalaq:3)
Dalam ayat ini Allah berjanji akan memberikan kecukupan
kepada orang-orang yang bertawakal termasuk rizki. Apakah artinya seseorang
tidak berupaya dan tidak kerja lantas tiba-tiba memperoleh rizki dari langit ?
Apakah ada orang yang berkeinginan memiliki anak tetapi tidak pernah mengumpuli
istrinya diberi anak ? Tentu tidak demikian.
Orang yang ingin terpenuhi kebutuhannya harus bekerja, sama
halnya orang yang ingin punya anak harus beristri dan mengumpuli istrinya. Jadi
Allah memberi rizki kepada seseorang dengan upaya usaha yang telah
diupayakannya.
Rosulullah Shallalllahu 'alaihi wa sallam juga bersabda yang artinya :
Dari umar bin khathab, rasulullah bersabda, “Andaikan kalian
tawakal kepada Allah dengan sebenarnya niscaya Allah akan memberi rizki kepada
kalian seperti memberi rizki kepada burung. Mereka pergi pagi dengan perut
kosong dan pulang sore dengan perut kenyang”. (Shahih, Tirmidzi 2344 dan
berkata,hadist hasan shahih, Ibnu Majah 4164, Ahmad, dishahihkan al Akbani)
Tawakal burung adalah dengan pergi mencari makan pada pagi
harinya dan kembali pada sore harinya, maka Allah menjamin rezekinya dengan memberikan
makanan kepada mereka. Burung-burung itu tidak tidur dan duduk manis saja disarang sambil
menunggu makanan untuk dirinya dan anak-anaknya. Begitu pula seharusnya
manusia, apalagi dia diberi kelebihan yang sangat banyak disbanding seekor
burung.
Kita telah mengetahui bahwa Nabi shallallahu'alaihi wa sallam adalah orang yang
paling bertawakal, contohnya ketika beliau menanti keputusan Allah untuk
hijrah ke madinah sebelum sahabat-sahabat besar hijrah kesana, dan betul
perintah tersebut datang kepada beliau. Langkah-langkah yang disusun
Rosullullah Shallahu 'alaihi wa sallam untuk kesuksesan hijrahnya adalah :
1) memanggil
sahabat pilihan yang tidak lain adalah Abu Bakar Ash-Shidiq untuk menemani
beliau dalam perjalanan ke negri hijrahnya.
2) Menyiapkan
bekal perjalanan, makanan, minuman. Asma’binti Abu Bakar mengikat perbekalan
tersebut dengan ikat pinggangnya, hingga kemudian ia dijuluki “wanita yang
mempunyai dua ikat pinggang”
3) Menyiapkan
hewan kendaraan yang siap dinaiki dalam perjalanan yang sulit, dan panjang.
4) Menyertakan
seorang penunjuk jalan yang mengetahui jalan – jalan yang sulit agar orang
tersebut menjadi pemandu dalam perjalanan yang sulit
5) Ketika beliau
keluar dari rumahnya yang dikepung musuh – musuhnya agar beliau tidak bias
keluar daripadanya, maka beliau menyuruh anak pamannya yaitu Ali bin Abi Thalib
tidur diranjang untuk mengelabui musuh – musuhnya yang menunggu di luar rumah
yang akan membunuhnya. Setelah itu beliau keluar dari rumah dengan tenang tanpa
diketahui oleh musuhnya.
6) Ketika orang –
orang musyrikin mengejar beliau, dan sibuk mencari beliau bersama yang ikut
bersama beliau, maka beliau masuk ke Gua Tsur dan berlindung diri darinya dari
penglihatan mata orang – orang yang mencari dan dendam kepada beliau.
7) Ketika Abu
Bakar berkata : “Seandainya salah seorang diantara mereka melihat di bawah
kakinya, mereka pasti bias melihat kita, Wahai Rasulullah !” maka Rasulullah
bersabda : “Bagaimana dugaanmu terhadap dua orang, wahai Abu Bakar, bahwa pihak
ketiga adalah Allah?”
Demikianlah pembahasansingkat tentang tawakal yang benar
menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang benar menurut salafus shalih. Semoga bias
menjadikan pemahaman kita benar tentangnya dan menjadikan kita termasuk orang –
orang yang tawakal kepada Allah dengan sebenar – benar tawakal.
Wallahu ’Alam
Langganan:
Postingan (Atom)